Soal benar salah tak ada acuan yang pas benar.
Sama seperti memilih pakaian
Sekalipun indah tiada tara, tak akan sesuai dipakai laki-laki, karena memang sebetulnya pakaian perempuan.
Tapi kita ini, manusia yang katanya punya akal paling tinggi dari seluruh makhluk selalu merasa paling benar.
Sampai-sampai ada perang, bahkan perang saudara.
Akal tak lagi berguna, yang penting nafsu.
Nafsu memporak-poranda, nafsu menghasut, nafsu menghujat, nafsu mengadili.
Tapi semua terjadi tanpa akal.
Semua terjadi dalam selubung yang busuk.
Hakim-menghakimi sudah wajar saja, seperti makan nasi.
Maka tak salah peribahasa gajah dan semut.
Semu ibarat kesalahan orang.
Gajah adalah kesalahan sendiri.
Gajah didepan mata sama sekali tak terlihat, tapi semut di ujung samudera bisa jelas kelihatan.
Sama seperti titik hitam diselembar kertas putih.
Yang diumbar titik hitamnya, bukan banyaknya sisa putih yang tersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar