Atas luka pedih yang telah tertoreh, mendendamlah aku.
Niat memang bukan untuk menyimpan selamanya.
Tapi keikhlasan tak kunjung tumbuh bersemayam.
Aku sedang mencoba belajar dari selembar daun kering
yang tak memberi amarah pada angin yang telah menjatuhkannya.
Pun meski aku tahu hati mendendam hanya menyakiti diri.
Kepada Tuhan yang Maha Adil aku meminta pemakluman.
Sepotong hati seorang sahaya ini tak bersih, aku mengaku.
Demikian pembelaan atas dendam yang masih kujaga.
Biar kusimpan sampai celaka tigabelas menghampiri sang penebar dendam.
Aku tak peduli seperti apa hidupnya, tapi ia harus tertusuk lebih sakit.
Mengaduh pada rintihan terperih.
Memang dendamku dendam yang ingin membalas.
Kepada ia yang jiwanya membusuk, akan datang sesuatu bergada duri beracun memecah kepalamu.
Hingga bercecer seluruh berserak tak menentu.
Sebut aku iblis, maka kau lebih dari pada itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar